Bila ditanya, siapakah wanita paling berpengaruh dalam hidup, maka sebagian besar orang pasti akan menjawab ibu adalah orang yang paling memberi pengaruh dalam hidup. Sama dengan yang terjadi pada diri saya. Namun hal itu berubah sejak 3 tahun yang lalu. Kini bila ditanya, siapakah wanita paling berpengaruh dalam hidup saya? Maka saya akan menjawab nenek saya :)
Dahulu saya tidak memiliki banyak pengalaman dengan nenek saya. Saya hanya tahu beragam hal dari ibu. Intensitas bertemu nenek pun hanya terjadi beberapa bulan sekali. Namun itu semua berubah sejak 3 tahun yang lalu!
Secara tiba2, nenek saya jatuh sakit keras hingga tidak bisa bangkit dari tempat tidur. 2 bulan berada dirumah sakit, membuat kami keluarga besar pun bergiliran untuk menjaganya. Saya yang awalnya cuek dan mengira ini penyakit tua biasa pun akhirnya mulai tergerak dan mencari tahu apa sih sebenarnya penyakit nenek saya ini.
Berawal dimasa muda, nenek saya yang sudah menjadi seorang janda sejak berusia 22th (kini 75th) adalah seorang pekerja keras. Menjadi seorang single parent membuatnya banyak menghabiskan waktu dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga. Dengan pendidikan minim, maka kala itu nenek saya pun hanya bisa bekerja sebagai penjahit kecil yang menerima orderan dari tetangga, kerabat dan teman2. Dengan niat menyekolahkan kedua anaknya, membuat beliau sering lupa makan dan bekerja hingga larut malam. Siang hari setelah selesai mengurus rumah, dia juga suka pergi dengan angkutan untuk mengantarkan beragam pesana jahitan. Dengan niat, doa dan usaha, kedua anaknya pun bisa menempuh pendidikan yang layak. Tidak tinggi memang, namun cukup untuk menjadi bekal :)
Namun kini baru terasa efek dari gaya hidupnya selama ini. Secara mendadak, nenek saya pun berada di masa kritisnya.
Namun begitu bangganya saya, selama dirumah sakit, tidak sekalipun dia meratapi. Yang ada justru kebalikannya, beliau seringkali yang justru menyemangati saat kami menangis disisinya :( Untungnya dengan penanganan yang baik dan cepat, nenek saya kini bisa kembali pulih walau memang tidak sehat 100% seperti dahulu kala. Organ tubuhnya seperti ginjal dan jantung agak terganggu, dan sesekali suka mengalami sesak nafas.
Atas kejadian tersebut, saya pun mulai ikut menjalani hidup yang lebih baik. Bila dulu saya suka lupa makan saat asyik melakukan pekerjaan, kini saya mulai bisa menyisihkan sedikit waktu untuk santap siang di sela2 kesibukan. Saya juga kini menyempatkan setidaknya 1 hari dalam 1 minggu untuk berolahraga di pusat kebugaran bersama teman2. Beberapa pola hidup lainnya pun kini mulai berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sehat dan positif.
Namun ada 1 hal yang awalnya agak bingung untuk saya lakukan. Salah satu hal yang juga mengganggu nenek saya adalah masalah pernafasan. Dan ternyata kata dokter sendiri diakibatkan dari buruknya polusi sekitar rumah nenek saya yang dulu dekat dengan pabrik dan terminal di pulogadung.
Hmm, saya tidak memiliki pabrik, jadi saya tidak memiliki peranan dalam polusi di lingkungan dong? Dan ternyata pemikiran saya itu SALAH! Saya lupa, ternyata dengan berkendara menggunakan mobil/motor, saya pun sudah turut andil dalam polusi di Jakarta. Hanya dengan memikirkan harga MURAH, saya memang selalu mengisi kendaraan saya dengan bahan bakar jenis premium. Sebagai wanita, tentunya saya terbiasa hanya memikirkan harganya yang murah. Hingga akhirnya saya terperanjat saat mengetahui berbagai efek2 dari penggunaan premium :(
Pertama, jelas sekali efek buruk akan terjadi pada mesin kendaraan kita. Dengan nilai oktan yang cukup rendah, maka timbal pada premium akan menimbulkan kerak yang akan menghambat proses pembakaran pada mesin. Selain menimbulkan kerak pada mesin, timbal ini juga ternyata memberikan dampak sangat buruk bagi lingkungan. Polusi akibat pembakaran timbal ini dapat menyebabkan hal yang tidak pernah terpikirkan sama sekali oleh saya sebelumnya!
Dampak timbal terhadap anak-anak di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. My oh my.. Begitu kaget saya saat tahu saya turut andil akan ini semua, dan ini baru sebagian saja efek buruk dari timbal tersebut loh, masih banyak dampak negatif lainnya :(
Nenek saya mungkin hanya 1 dari banyaknya orang yang mulai merasakan efek negatif dari timbal, namun tentunya kita tidak menginginkan adanya korban lain (terlebih anggota keluarga kita sendiri) bukan? Maka kini saya pun mencoba menciptakan lingkungan yang sedikit lebih baik dengan mulai beralih dan menggunakan bahan bakar bebas timbal seperti pertamax. Selain memberi pengaruh cukup baik pada lingkungan, mesin kendaraan pun pastinya akan lebih awet dan dapat bekerja dengan baik.
Seiring majunya tekhnologi, informasi akan dampak positif penggunaan pertamax pun kini lebih mudah didapat. Terlebih dengan hadirnya fanpage
PertamaxIND dan juga akun twitter
@PertamaxIND. Disana banyak hal2 yang mungkin kurang kita pahami, kini lebih mudah kita mengerti.
Seperti Pertamax 92 menggunakan additive teknologi: Ecosave Technology. Smentara Premium tdk mnggunakan additive sedikitpun didalamnya. Additive dalam Pertamax ini berfungsi sebagai Detergency (menjaga kebersihan mesin khususnya di intake valve yang sering terdapat deposit), Corrosion Inhibittor (mencegah karat pada saluran bahan bakar serta tanki bahan bakar), dan Demulsifier (penjaga kemurnian Pertamax yang mebuat minyak terpisah lebih cepat dgn air yg ada saja di tanki mobil daerah tropis) Selain menggunakan kata2 yang cukup mudah dimengerti dalam mensosialisasikan penggunaan pertamax, mereka juga mengadakan berbagai program positif loh! Salah satunya program #ApaIdemu yang juga berhadiah nih^^
Dengan matangnya pengetahuan ini, kini saya, suami, orang tua dan kakak saya sudah mulai beralih menggunakan pertamax. Mari kita ciptakan lingkungan yang sehat dan lebih baik demi masa depan bersama :)
